Simbol bahaya
digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan
Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances). Peraturan tentang Bahan
Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk
melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang
keselamatan kerja. Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on
Hazardeous Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan
kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga
untuk lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan manusia.
Simbol bahaya
adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang oranye, kategori bahaya
untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam :
• Resiko
kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia)
• Resiko
kesehatan (sifat toksikologi) atau
• Kombinasi dari
keduanya.
Berikut ini adalah
penjelasan simbol-simbol bahaya .
1. Explosive (bersifat mudah meledak)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“
dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala
lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi
keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara
yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang
diberikan dalam Law for Explosive Substances Di laboratorium, campuran senyawa
pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat
meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi
dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau
bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman
praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut
kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun
persediaan/cadangan. Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3
- Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu
- Contoh : ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT
- Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan panas
2. Oxidizing (pengoksidasi)
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “oxidizing“
biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar
atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran
secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti
garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida
organik. Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9.
- Bahaya : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api atau penyebab sulitnya pemadaman api
- Contoh : hidrogen peroksida, kalium perklorat
- Keamanan : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor
3. Flammable (mudah terbakar)
Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely
flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat
mudah terbakar. Untuk Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi
bahaya “extremely flammable “ merupakan likuid yang memiliki titik nyala
sangat rendah (di bawah 0 0C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal
(di bawah +350C). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara
dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12. Sedangkan untuk
Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’
adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik
biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21 0C). Beberapa
bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di
bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada
temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga
diberi label sebagai ‘highly flammable’. Frase-R untuk bahan sangat mudah
terbakar yaitu R11.
Bahaya : mudah terbakar
Meliputi :
- zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil fosfor; keamanan : hindari campuran dengan udara.
- gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane. Keamanan : hindari campuran dengan udara dan hindari sumber api.
- Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air atau api.
- Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21 0C. contoh : aseton dan benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.